Tourism Raja Ampat, Papua, Indonesia
Tuesday, May 25, 2010by Bayu |
|
The archipelago is a place of great potential to serve as a tourist attraction, especially diving tourism. Raja Ampat Islands waters according to various sources, is one of the 10 best waters for diving sites around the world. In fact, it may also be recognized as number one for the completeness of underwater flora and fauna at this time.
John Dr. Veron, coral experienced experts from Australia, for example, within a site was revealed, the Raja Ampat Islands located in the westernmost tip of the island of Papua, about 50 miles northwest of Sorong, has the best reef areas in Indonesia. Approximately 450 species of corals could be identified during the two weeks of research in the area.
A team of experts from Conservation International, The Nature Conservancy, and National Oceanographic Institutions (LON) Indonesian Institute of Sciences (LIPI) has been rapid assessment in 2001 and 2002. The result, they note in these waters there are more than 540 species of hard corals (75% of the total species in the world), more than 1000 species of reef fish, 700 species of molluscs, and the highest record for gonodactyloid stomatopod crustaceans. 75% of this makes the world's coral species in Raja Ampat. No single spot with an area having the same number of these coral species.
There are several areas of coral reefs that are still very good condition with the percentage of live coral cover up to 90%, namely in the Dampier Strait (the strait between P. and P. smalldam Batanta), Kofiau Islands, Islands and South East Misool Wayag Islands. Types of coral reefs in Raja Ampat is generally the contours of the reef edge to the steep slope. But it was also found atoll type and type of burns or taka. In some places like in the village Saondarek, when the lowest tides, can be witnessed stretch without a dive and coral reefs with their own adaptations, these reefs can still be alive despite being in the open air and direct sunlight.
Unique species that can be found at the diving is some type of Pigmy seahorses or mini kudalaut, wobbegong and manta ray. There are also four endemic fish king, namely Eviota king, that is a kind of fish gobbie. At Manta Point inlying Arborek Dampier straits, you can dive with the Manta Ray was accompanied by several heads of benign like when you dive in Derawan Islands, East Kalimantan. If you dive at Cape Kri or Chicken Reef, you can be surrounded by thousands of fish. Sometimes a collection of tuna, giant trevallies and snappers. But a tense if we are surrounded by a collection of fish, barracuda, although in fact it's relatively harmless (which is dangerous if we see barracuda solitary or alone). Reef sharks are also frequently seen, and with luck you can also see the turtle is still eating sponge or swim around you. In some places like in Salawati, Batanta and smalldam also seen Dugong or sea cow.
Because the area of many islands and narrow straits, so most of the dives at a particular time has a tight flow. It allows also for the drift dive, dive, following a strong current with water so clear, while through the collection of fish. There are also relics of the plane wreck of World War II, which can be found in several places to make diving a great place to dive as in P. Wreck Wai. And there are many more sites of coral reefs that have never actually touched. This makes diving in Raja Ampat was more challenging.
----------------------------------
Wisata Raja Ampat
Kepulauan adalah tempat potensi yang besar untuk melayani sebagai objek wisata, khususnya wisata menyelam. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk situs menyelam di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini.
Dr John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya, dalam sebuah situs diturunkan, Kepulauan Raja Ampat terletak di ujung barat pulau Papua, sekitar 50 mil barat laut Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia. Sekitar 450 spesies karang dapat diidentifikasi selama dua minggu penelitian di daerah tersebut.
Sebuah tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah penilaian cepat pada tahun 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat di perairan ini terdapat lebih dari 540 spesies karang keras (75% dari total spesies di dunia), lebih dari 1000 jenis ikan karang, 700 spesies moluska, dan catatan tertinggi untuk krustasea stomatopod gonodactyloid . 75% dari ini membuat spesies karang dunia di Raja Ampat. Tidak ada satu tempat dengan luas yang sama memiliki jumlah spesies karang.
Ada beberapa daerah terumbu karang yang masih kondisi yang sangat baik dengan persentase karang hidup menutupi hingga 90%, yaitu di Selat Dampier (selat antara P. dan P. Embung Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepulauan dan Tenggara Misool Kepulauan Wayag. Jenis terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah kontur karang tepi dengan kemiringan yang curam. Tapi itu juga ditemukan jenis atol dan tipe luka bakar atau taka. Di beberapa tempat seperti di desa Saondarek, ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan peregangan tanpa menyelam dan terumbu karang dengan adaptasi mereka sendiri, terumbu karang masih dapat hidup walaupun berada di udara terbuka dan sinar matahari langsung.
spesies unik yang dapat ditemukan pada menyelam adalah beberapa jenis Pigmy seahorse atau kudalaut mini, wobbegong dan pari manta. Ada juga empat ikan endemik raja, yaitu Eviota raja, yaitu sejenis ikan gobbie. Pada Manta Point yg terletak di dalam Arborek selat Dampier, Anda bisa menyelam dengan Manta Ray didampingi oleh beberapa kepala jinak seperti ketika Anda menyelam di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Jika Anda menyelam di Cape Kri atau Chicken Reef, Anda bisa dikelilingi oleh ribuan Ikan. Kadang-kadang koleksi ikan tuna, trevallies raksasa dan kakap. Tapi tegang jika kita dikelilingi oleh kumpulan ikan, barakuda, walaupun sebenarnya itu relatif tidak berbahaya (yang berbahaya jika kita melihat barakuda soliter atau sendirian). Reef hiu juga sering terlihat, dan dengan keberuntungan Anda juga dapat melihat kura-kura masih makan spons atau berenang di sekitar Anda. Di beberapa tempat seperti di Salawati, Batanta dan Embung juga terlihat Dugong atau sapi laut.
Karena daerah banyak pulau dan selat yang sempit, sehingga sebagian besar penyelaman pada waktu tertentu memiliki arus yang ketat. Hal ini memungkinkan juga untuk menyelam drift, menyelam, mengikuti arus kuat dengan air begitu jelas, sementara melalui pengumpulan ikan. Ada juga peninggalan puing-puing pesawat Perang Dunia II, yang dapat ditemukan di beberapa tempat menyelam untuk membuat tempat yang bagus untuk menyelam seperti di P. Wai wreck. Dan ada lebih banyak situs terumbu karang yang belum pernah benar-benar menyentuh. Hal ini membuat diving di Raja Ampat lebih menantang
John Dr. Veron, coral experienced experts from Australia, for example, within a site was revealed, the Raja Ampat Islands located in the westernmost tip of the island of Papua, about 50 miles northwest of Sorong, has the best reef areas in Indonesia. Approximately 450 species of corals could be identified during the two weeks of research in the area.
A team of experts from Conservation International, The Nature Conservancy, and National Oceanographic Institutions (LON) Indonesian Institute of Sciences (LIPI) has been rapid assessment in 2001 and 2002. The result, they note in these waters there are more than 540 species of hard corals (75% of the total species in the world), more than 1000 species of reef fish, 700 species of molluscs, and the highest record for gonodactyloid stomatopod crustaceans. 75% of this makes the world's coral species in Raja Ampat. No single spot with an area having the same number of these coral species.There are several areas of coral reefs that are still very good condition with the percentage of live coral cover up to 90%, namely in the Dampier Strait (the strait between P. and P. smalldam Batanta), Kofiau Islands, Islands and South East Misool Wayag Islands. Types of coral reefs in Raja Ampat is generally the contours of the reef edge to the steep slope. But it was also found atoll type and type of burns or taka. In some places like in the village Saondarek, when the lowest tides, can be witnessed stretch without a dive and coral reefs with their own adaptations, these reefs can still be alive despite being in the open air and direct sunlight.
Unique species that can be found at the diving is some type of Pigmy seahorses or mini kudalaut, wobbegong and manta ray. There are also four endemic fish king, namely Eviota king, that is a kind of fish gobbie. At Manta Point inlying Arborek Dampier straits, you can dive with the Manta Ray was accompanied by several heads of benign like when you dive in Derawan Islands, East Kalimantan. If you dive at Cape Kri or Chicken Reef, you can be surrounded by thousands of fish. Sometimes a collection of tuna, giant trevallies and snappers. But a tense if we are surrounded by a collection of fish, barracuda, although in fact it's relatively harmless (which is dangerous if we see barracuda solitary or alone). Reef sharks are also frequently seen, and with luck you can also see the turtle is still eating sponge or swim around you. In some places like in Salawati, Batanta and smalldam also seen Dugong or sea cow.
Because the area of many islands and narrow straits, so most of the dives at a particular time has a tight flow. It allows also for the drift dive, dive, following a strong current with water so clear, while through the collection of fish. There are also relics of the plane wreck of World War II, which can be found in several places to make diving a great place to dive as in P. Wreck Wai. And there are many more sites of coral reefs that have never actually touched. This makes diving in Raja Ampat was more challenging.
----------------------------------
Wisata Raja Ampat
Kepulauan adalah tempat potensi yang besar untuk melayani sebagai objek wisata, khususnya wisata menyelam. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk situs menyelam di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini.
Dr John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya, dalam sebuah situs diturunkan, Kepulauan Raja Ampat terletak di ujung barat pulau Papua, sekitar 50 mil barat laut Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia. Sekitar 450 spesies karang dapat diidentifikasi selama dua minggu penelitian di daerah tersebut.
Sebuah tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah penilaian cepat pada tahun 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat di perairan ini terdapat lebih dari 540 spesies karang keras (75% dari total spesies di dunia), lebih dari 1000 jenis ikan karang, 700 spesies moluska, dan catatan tertinggi untuk krustasea stomatopod gonodactyloid . 75% dari ini membuat spesies karang dunia di Raja Ampat. Tidak ada satu tempat dengan luas yang sama memiliki jumlah spesies karang.
Ada beberapa daerah terumbu karang yang masih kondisi yang sangat baik dengan persentase karang hidup menutupi hingga 90%, yaitu di Selat Dampier (selat antara P. dan P. Embung Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepulauan dan Tenggara Misool Kepulauan Wayag. Jenis terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah kontur karang tepi dengan kemiringan yang curam. Tapi itu juga ditemukan jenis atol dan tipe luka bakar atau taka. Di beberapa tempat seperti di desa Saondarek, ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan peregangan tanpa menyelam dan terumbu karang dengan adaptasi mereka sendiri, terumbu karang masih dapat hidup walaupun berada di udara terbuka dan sinar matahari langsung.
spesies unik yang dapat ditemukan pada menyelam adalah beberapa jenis Pigmy seahorse atau kudalaut mini, wobbegong dan pari manta. Ada juga empat ikan endemik raja, yaitu Eviota raja, yaitu sejenis ikan gobbie. Pada Manta Point yg terletak di dalam Arborek selat Dampier, Anda bisa menyelam dengan Manta Ray didampingi oleh beberapa kepala jinak seperti ketika Anda menyelam di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Jika Anda menyelam di Cape Kri atau Chicken Reef, Anda bisa dikelilingi oleh ribuan Ikan. Kadang-kadang koleksi ikan tuna, trevallies raksasa dan kakap. Tapi tegang jika kita dikelilingi oleh kumpulan ikan, barakuda, walaupun sebenarnya itu relatif tidak berbahaya (yang berbahaya jika kita melihat barakuda soliter atau sendirian). Reef hiu juga sering terlihat, dan dengan keberuntungan Anda juga dapat melihat kura-kura masih makan spons atau berenang di sekitar Anda. Di beberapa tempat seperti di Salawati, Batanta dan Embung juga terlihat Dugong atau sapi laut.
Karena daerah banyak pulau dan selat yang sempit, sehingga sebagian besar penyelaman pada waktu tertentu memiliki arus yang ketat. Hal ini memungkinkan juga untuk menyelam drift, menyelam, mengikuti arus kuat dengan air begitu jelas, sementara melalui pengumpulan ikan. Ada juga peninggalan puing-puing pesawat Perang Dunia II, yang dapat ditemukan di beberapa tempat menyelam untuk membuat tempat yang bagus untuk menyelam seperti di P. Wai wreck. Dan ada lebih banyak situs terumbu karang yang belum pernah benar-benar menyentuh. Hal ini membuat diving di Raja Ampat lebih menantang
