Tourism Tana Toraja, Kalimantan, Indonesia
Tuesday, May 25, 2010by Bayu |
|
Tana Toraja, a famous tourist object with its cultural richness. Regency is situated about 350 km north of Makassar is very popular with the customary form of house building. The traditional house called Tongkonan. The roof was made of nipa or palm leaves and survived up to 50 years. Tongkonan also has appropriate degrees of nobility strata strata of society such as gold, bronze, iron and brass.
In addition to solo ceremonial sign (funeral), which has been famous for this in Tana Toraja. There is also a baby's grave in a tree in Kampung Kambira Tarra, Sangalla District, about 20 kilometers from Rantepao, prepared for the body of a baby aged 0-7 years.
Despite burying the baby in the tree Tarra was not implemented since the last decades, but the tree where "bury" the baby's body was still upright and visited by many tourists. On top of a tree that has fruit similar Tarra usual breadfruit used as vegetable by the local population with a circle around the tree trunk 3.5 meters, saved dozens of baby's body.
Before the body is inserted into the trunks of trees, tree holes first and then placed into the baby's body and then covered with a black palm tree fiber. After decades, the baby's body will be united with the tree. This is an attraction for travelers and for people of Tana Toraja still considers sacred place like a newborn child.
Placement of the baby's body on the tree is also adapted to the social strata of society. The higher the social level, the higher the family was also where the baby is buried in the trunk Tarra. In fact, infants who died placed according to the direction of the grieving family dwelling. If her home is in the western part of the tree, then the child's body will be placed on the west.
Interesting event at this resort that is the body's funeral (solo signs) and signs Tuka (thanksgiving feast) which is a fixed calendar each year. Besides these events, visitors can see up close some other interesting cultural attractions such as storage reservoirs corpse remains in the form of "container" giant size with a width of 3 meters and 10 meters high and tongkonan 600-year-old in Londa, Rantepao.
-------------------------------
Tana Toraja
Tana Toraja, objek wisata yang terkenal dengan kekayaan budayanya. Kabupaten ini terletak sekitar 350 km utara Makassar ini sangat populer dengan bentuk bangunan rumah adat. Rumah tradisional yang disebut Tongkonan. Atapnya terbuat dari daun nipa atau kelapa dan mampu bertahan sampai 50 tahun. Tongkonan juga memiliki strata sesuai derajat bangsawan strata masyarakat seperti emas, perunggu, besi dan kuningan.
Selain tanda upacara solo (pemakaman), yang telah terkenal di Tana Toraja ini. Ada juga kuburan bayi di pohon di Kampung Kambira Tarra, Kecamatan Sangalla, sekitar 20 kilometer dari Rantepao, yang disiapkan untuk tubuh seorang bayi usia 0-7 tahun.
Meski mengubur bayi di pohon Tarra tidak dilaksanakan sejak dekade terakhir, tetapi pohon tempat "mengubur" mayat bayi itu masih tegak dan banyak dikunjungi oleh wisatawan. Di atas pohon yang buahnya mirip buah sukun Tarra biasa digunakan sebagai sayur oleh penduduk setempat dengan lingkaran batang pohon sekitar 3,5 meter, tersimpan puluhan tubuh bayi.
Sebelum tubuh dimasukkan ke batang pohon, lubang pohon pertama dan kemudian ditempatkan ke dalam tubuh bayi dan kemudian ditutup dengan serat pohon kelapa berwarna hitam. Setelah puluhan tahun, tubuh bayi akan bersatu dengan pohon. Ini merupakan daya tarik bagi wisatawan dan bagi orang-orang Tana Toraja tetap menganggap tempat suci seperti anak yang baru lahir.
Penempatan tubuh bayi di pohon ini juga disesuaikan dengan strata sosial masyarakat. Semakin tinggi tingkat sosial, semakin tinggi keluarga juga tempat bayi dikubur di bagasi Tarra. Bahkan, bayi yang meninggal ditempatkan menurut arah tinggal keluarga berduka. Jika rumahnya di bagian barat pohon, maka tubuh anak akan ditempatkan di sebelah barat.
Menarik acara di resor yang pemakaman tubuh (tanda solo) dan tanda-tanda Tuka (pesta syukur) yang merupakan kalender tetap setiap tahun. Selain acara ini, pengunjung dapat melihat dari dekat beberapa tempat-tempat lain budaya menarik seperti waduk penyimpanan mayat tetap dalam bentuk "kontainer" ukuran raksasa dengan lebar 3 meter dan 10 meter tinggi dan tongkonan 600 tahun di Londa, Rantepao .
In addition to solo ceremonial sign (funeral), which has been famous for this in Tana Toraja. There is also a baby's grave in a tree in Kampung Kambira Tarra, Sangalla District, about 20 kilometers from Rantepao, prepared for the body of a baby aged 0-7 years.
Despite burying the baby in the tree Tarra was not implemented since the last decades, but the tree where "bury" the baby's body was still upright and visited by many tourists. On top of a tree that has fruit similar Tarra usual breadfruit used as vegetable by the local population with a circle around the tree trunk 3.5 meters, saved dozens of baby's body.
Before the body is inserted into the trunks of trees, tree holes first and then placed into the baby's body and then covered with a black palm tree fiber. After decades, the baby's body will be united with the tree. This is an attraction for travelers and for people of Tana Toraja still considers sacred place like a newborn child.
Placement of the baby's body on the tree is also adapted to the social strata of society. The higher the social level, the higher the family was also where the baby is buried in the trunk Tarra. In fact, infants who died placed according to the direction of the grieving family dwelling. If her home is in the western part of the tree, then the child's body will be placed on the west.
Interesting event at this resort that is the body's funeral (solo signs) and signs Tuka (thanksgiving feast) which is a fixed calendar each year. Besides these events, visitors can see up close some other interesting cultural attractions such as storage reservoirs corpse remains in the form of "container" giant size with a width of 3 meters and 10 meters high and tongkonan 600-year-old in Londa, Rantepao.
-------------------------------
Tana Toraja
Tana Toraja, objek wisata yang terkenal dengan kekayaan budayanya. Kabupaten ini terletak sekitar 350 km utara Makassar ini sangat populer dengan bentuk bangunan rumah adat. Rumah tradisional yang disebut Tongkonan. Atapnya terbuat dari daun nipa atau kelapa dan mampu bertahan sampai 50 tahun. Tongkonan juga memiliki strata sesuai derajat bangsawan strata masyarakat seperti emas, perunggu, besi dan kuningan.
Selain tanda upacara solo (pemakaman), yang telah terkenal di Tana Toraja ini. Ada juga kuburan bayi di pohon di Kampung Kambira Tarra, Kecamatan Sangalla, sekitar 20 kilometer dari Rantepao, yang disiapkan untuk tubuh seorang bayi usia 0-7 tahun.
Meski mengubur bayi di pohon Tarra tidak dilaksanakan sejak dekade terakhir, tetapi pohon tempat "mengubur" mayat bayi itu masih tegak dan banyak dikunjungi oleh wisatawan. Di atas pohon yang buahnya mirip buah sukun Tarra biasa digunakan sebagai sayur oleh penduduk setempat dengan lingkaran batang pohon sekitar 3,5 meter, tersimpan puluhan tubuh bayi.
Sebelum tubuh dimasukkan ke batang pohon, lubang pohon pertama dan kemudian ditempatkan ke dalam tubuh bayi dan kemudian ditutup dengan serat pohon kelapa berwarna hitam. Setelah puluhan tahun, tubuh bayi akan bersatu dengan pohon. Ini merupakan daya tarik bagi wisatawan dan bagi orang-orang Tana Toraja tetap menganggap tempat suci seperti anak yang baru lahir.
Penempatan tubuh bayi di pohon ini juga disesuaikan dengan strata sosial masyarakat. Semakin tinggi tingkat sosial, semakin tinggi keluarga juga tempat bayi dikubur di bagasi Tarra. Bahkan, bayi yang meninggal ditempatkan menurut arah tinggal keluarga berduka. Jika rumahnya di bagian barat pohon, maka tubuh anak akan ditempatkan di sebelah barat.
Menarik acara di resor yang pemakaman tubuh (tanda solo) dan tanda-tanda Tuka (pesta syukur) yang merupakan kalender tetap setiap tahun. Selain acara ini, pengunjung dapat melihat dari dekat beberapa tempat-tempat lain budaya menarik seperti waduk penyimpanan mayat tetap dalam bentuk "kontainer" ukuran raksasa dengan lebar 3 meter dan 10 meter tinggi dan tongkonan 600 tahun di Londa, Rantepao .
